Laman

Kamis, 03 Maret 2011

JANTUNG SEBAGI PUSAT KARAKTER

JANTUNG BUKAN HATI !!























Bila kepada Anda diajukan pertanyaan; apakah organ tubuh yang berfungsi untuk melihat? Jawabannya pasti mata. Demikian pula jika ditanyakan; apakah organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar? Telinga, itu pasti jadi jawabannya. Organ tubuh yang berfungsi untuk mencium bau? Hidung, demikian Anda akan menjawab. Organ tubuh yang berfungsi untuk mengecap dan mendeteksi rasa makanan? Jawaban Anda sudah bisa dipastikan, lidah. Organ tubuh untuk merasakan suhu, panas atau dingin? Kulit, sangat mudah Anda menjawabnya.
Bila pertanyaan berlanjut tentang organ tubuh yang berfungsi untuk memikirkan sesuatu? Umumnya kebanyakan orang akan mejawab, [[otak]] sambil memegang kepalanya. Dan bila ditanyakan, apakah organ tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia atau sedih? Biasanya sebagian tampaknya kebingungan sambil berbisik, tidak ada organnya karena itu pekerjaan batin. Namun bagi yang menjawab akan mengatakan hati lah yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, senang dan duka. Namun yang menarik adalah ketika diminta menjawab sambil menunjukkan tempat organ itu berada, Anda dan juga hampir semua orang akan meletakkan tangan di dada untuk menunjukkan hati yang berfungsi untuk mengolah perasaan manusia. Menarik bukan? Karena bukankah organ yang terletak dalam dada itu bukanlah hati, melainkah [[jantung]].
Telah terjadi kesalahan massal dalam memahami dan menggunakan kata “hati” dalam masyarakat kita, baik kalangan akademik atau terpelajar maupun awam. Kita sering keliru membedakan mana fungsi hati dan mana fungsi jantung. Kesalahan ini sepertinya berpangkal dari minimnya pemahaman mengenai fungsi jantung untuk manusia. Jantung, termasuk dalam pelajaran di sekolah, selama ini kadung dipahami sebagai organ tubuh yang berfungsi untuk memompa darah dalam tubuh manusia.
Fungsi Jantung Yang Sebenarnya
Untuk memiliki pemahaman yang utuh mengenai jantung, berikut ini adalah kesimpulan dari hasil kajian DR. Abd Daim Kahil, seorang ilmuwan pengkaji !!mukjizat!! saintifik Al-Qur’an dari Syria. Setelah meneliti 70 referensi ilmiah mengenai jantung, Kahil mencatat kesimpulan sebagai berikut:

Mulai abad 21 dan sejak perkembangan pesat bidang pencangkokan jantung dan pembedahan jantung buatan, para peneliti mulai menyadari adanya fenomena aneh dan samar yang terjadi pada psikologis pasien setelah pencangkokan jantung. Kahil menyimpulkan bahwa jantung memiliki peranan vital dalam psikologis manusia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan psikologis pasien yang jantung aslinya diganti oleh jantung buatan.

Jantung tercipta mendahului otak, dan terus berdetak sampai akhir hayat.
Jantung berisi jaringan neuron yang rumit. Ia mengeluarkan hormon-hormon yang mengendalikan seluruh badan. Ia dapat mengingat, merasa dan mengendalikan emosi setiap detakannya dengan mengirim pesan-pesan ke otak dan semua organ-organ tubuh. Pesan-pesan ini tak lebih dari sinyal-sinyakl elektromagnetik. Performa jantung dan sinyal-sinyal itu berubah sesuai status jantung
Banyak Peneliti percaya bahwa jantung memimpin otak dan setiap sel jantung memiliki memori. DR. Schwartz berkata bahwa sejarah manusia tertulis di dalam setiap sel tubuh manusia. Banyak peneliti yang juga yakin kalau sel-sel jantung menyimpan informasi.
Baru 30 th terakhir para peneliti menyadari adanya hubungan antara Otak dan Jantung. Jantung memiliki peranan vital dalam pemahaman lingkungan sekitar. Jantung dapat mempengaruhi aktivitas listrik Otak.
Dr. Armour berkata bahwa Jantung memiliki sebuah sistem spesial dalam pengolahan informasi yang datang dari seluruh tubuh. Dan keberhasilan setiap pencangkokan jantung bergantung dari sistem syaraf dari jantung donor dan kemampuannya beradaptasi dengan pasien.
Prof. Gary Schwartz specialis Kejiwaan di Universitas Arizona dan Prof. Linda Russek yakin kalau jantung memiliki kekuatan khusus yang membuatnya dapat menyimpan dan mengolah informasi. Karenanya memori itu tidak saja ada di Otak tapi juga di Jantung. Prof Gary melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 300 pasien yang melakukan operasi pencangkokan Jantung. Dia menemukan kalau semua pasien itu mengalami berbagai perubahan psikologis setelah operasi.
Temuan menarik pada semua orang yang mengganti Jantungnya dengan jantung buatan, mereka telah kehilangan perasaan dan kemampuan untuk mencinta. Pada 11/8/2007, koran Washington Post memuat laporan tentang Peter Houghton yang melakukan operasi pencangkokan jantung buatan. Dia berkata: “Perasaanku telah berubah, Saya tidak mampu mengetahui apa yang Saya benci dan apa yang Saya cintai bahkan Saya tidak punya rasa apapun kepada cucu-cucu Saya”.
DR J. Andrew Armour memastikan adanya sebuah Otak yang sangat rumit di dalam Jantung. Di dalam Jantung kita terdapat lebih dari 40.000 neuron yang bekerja dengan presisi yang sangat tinggi untuk mengendalikan detak Jantung, produksi hormon dan penyimpanan informasi. Selanjutnya informasi ini dikirim ke Otak. Informasi ini memegang peranan vital dalam kesadaran dan pemahaman.
Peneliti memastikan bahwa informasi mengalir dari Jantung ke dalam Otak melalui jalur-jalur khusus, sehingga mengarahkan sel-sel Otak agar dapat memahami dan menyadari. Sekarang ini, para ilmuwan bekerja membangun banyak pusat-pusat penelitian yang mempelajari hubungan antara Jantung dan Otan dan hubungan antara Jantung dan kecerdasan kognitif dan operasional psikologis.
Setelah melakukan banyak penelitian, DR. Paul Pearsall berkata: “Jantung dapat merasa dan mengingat dan ia mengirimkan getaran untuk berko-munikasi dengan Jantung-jantung lain. Ia juga membantu pengaturan immunitas tubuh. Ia juga mengirimkan informasi pada setiap detakan ke seluruh tubuh“ Beberapa peneliti bertanya: “Mungkinkah ingatan tetap di lubuk Jantung terdalam?” Di dalam Bukunya, Dr Paul menulis: “Saat tiba-tiba Anda merasa gembira atau sedih, Anda menempelkan tangan di dada tanpa Anda sadari”
Para peneliti memastikan Jantung dengan pengaturan harmonisnya mengendalikan seluruh tubuh. Hal yang dianggap sebagai metode menghubungkan semua sel saat darah mengalir ke setiap sel kemudian memberi makan tidak saja dengan oxygen tapi juga informasi.
Di HeartMath Institut, mereka menemukan Jantung memiliki medan listrik yang kuat yang mempengaruhi lingkungan sekelilingnya. Karenanya manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain dengan Jantungnya tanpa berbicara. Mereka juga menemukan relasi antara pulsa Jantung dan gelom-bang yang dipancarkan dari Otak (gelombang Alfa). Semakin banyak Jantung berdetak semakin banyak gelombang ditransmit dari Otak. Heart Math Institut telah melakukan banyak percobaan untuk membuktikan Jantung memancar getaran electromagnetik yang mempengaruhi Otak. Maka, Jantung boleh jadi mempe- ngaruhi kesadaran dan pemahaman manusia. Mereka juga telah menemukan bahwa Jantung memancarkan medan listrik yang kuat yang mengendalikan seluruh tubuh manusia.
Rollin McCraty dan Mike Atkinson melakukan penelitian yang dipublikasikan di pertemuan tahunan Pavlovian Society. Mereka menemukan adanya hubungan antara Jantung dan Kesadaran. Mereka membuktikannya dengan mengukur aktivitas electromagnetik Jantung dan Otak saat orang berusaha memahami sesuatu. Mereka menemukan bahwa saat performa Jantung pada level rendah, Kesadaran pun akan rendah.
Dari temuan-temuan ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi jantung yang sesungguhnya adalah lebih dari sekadar memompa darah dan menyuplai oksigen, namun juga berfungsi untuk berfikir dan merasakan berbagai emosi yang terjadi dalam diri kita. Itulah karenanya, ketika kita merasa sedih, kecewa, marah, atau bahagia tanpa sadar tangan kita memegang dan mengelus dada, karena di dalam jantung yang tersimpan dalam dada itulah segala perasaan bermuara.
Kembali kepada pertanyaan di awal tulisan ini, jawaban untuk pertanyaan; apakah organ tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, adalah jantung, bukan hati. Hati yang terletak di sebelah kanan perut kita sama sekali tidak memiliki fungsi untuk berfikir dan merasa. Di sinilah terjadi kerancuan itu, kata yang dipilih adalah hati tetapi organ yang ditunjuk adalah jantung, padahal keduanya jelas berbeda.
Konsistensi Bahasa
Secara leksikal dengan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hati tidaklah merujuk pada jantung melainkan sebuah organ tubuh yang berwarna kemerahan yang berfungsi untuk menetralisir racun dalam tubuh. Dan itulah organ tubuh yang bernama hati. Artinya menyebut hati sebagai organ yang berfungsi untuk merasa adalah kesalahan bahasa yang terlanjur menjadi “kesepakatan” bangsa kita.
Bila dilakukan perbandingan dengan dua bahasa dunia lainnya, yaitu Arab dan Inggris, kerancuan seperti dalam bahasa Indonesia ini ternyata tidak terjadi dalam dua bahasa tersebut. Dalam bahasa Arab organ tubuh dalam dada yang bernama jantung itu disebut dengan nama قلب (!!qalb!!). Demikian pula ketika berbicara mengenai perasaan, untuk menyatakan hati senang misalnya diungkapan dengan فرح قلبـــــي (fariha qalb-i). Ini menunjukkan adanya konsistensi bahasa, baik secara fisik maupun psikis, sama merujuk pada satu organ tubuh yaitu qalb atau jantung.
Lebih menarik lagi, dalam Al-Qur’an sebagai rujukan kesahihan berbahasa Arab, bukan sekadar penyebutan organ tubuh pemompa darah dan oksigen itu dengan kata qalb, melainkan dari Al-Qur’an lah sesungguhnya informasi pertama mengenai fungsi jantung untuk berpikir dan merasa didapatkan. Fungsi jantung yang mengejutkan para ilmuwan melalui temuan mereka di awal abad 21, sesungguhnya telah disebutkan dalam Al-Qur’an ribuan abad sebelumnya.
Bacalah surat Al-Hajj ayat 46 yang bermakna: maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai jantung (qalb) yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah jantung (qulub) yang di dalam dada.
Atau surat Al-A’raf ayat 179 yang dengan jelas menjelaskan fungsi setiap indera, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai jantung (qalbu), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai
Jelaslah bagaimana Al-Qur’an mengenalkan fungsi jantung yang sesungguhnya sejak ia diturunkan lebih dari 1000 abad yang lalu. Dari sini juga dapat diketahui kesalahan menterjemahkan kata qalb dalam Al-Qur’an dengan hati. Qalb dalam Al-Qur’an merujuk pada jantung bukan hati.
Perbadingan lainnya dapat kita lihat bahasa Inggris. Jantung sebagai organ fisik vital manusia dalam bahasa Inggris disebut heart. Begitupun untuk mengungkapkan perasaan batini digunakan kata yang sama. Misalnya don’t hurt my heart dimaksudkan sebagai permohonan agar orang lain tidak menyakiti perasaan kita. Terlihat jelas bahwa terdapat konsistensi bahasa mengenai jantung dalam bahasa Inggris.
Jantung Pusat [[Karakter]]
Dalam konteks [[pendidikan karakter]], dapat disimpulkan bahwa sumber karakter adalah jantung manusia bukan hatinya. Maka pendidikan karakter harus dimulai dari bagaimana memperlakukan jantung dengan baik. Bila dalam Islam shalat dipahami sebagai salah satu ibadah yang memiliki kekuatan pengendalian diri dan pembentukan karakter, dapat dipahami di antaranya dari gerakan shalat yang sangat memuliakan jantung. Saat berdiri tegap dalam shalat, Rasulullah saw mengajarkan kita untuk menaruh kedua tangan di bawah dada sedikit (tahta ash-shadri qalilan). Dan itu adalah tepat pada posisi jantung. Maka dalam shalat jantung didekap erat agar hanya fokus kepada penciptanya, Allah swt. Begitu pula dalam Thawaf, bagian tubuh sebelah kiri di mana jantung berada menjadi tubuh yang paling dekat dengan Ka’bah. Bergeser saja sedikit, thawaf menjadi batal.
http://www.inilahguru.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda